loading...
loading...
Tujuan mengubah isi dalam Piagam Jakarta dari kalimat “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” dengan diganti dengan “Ketuhanan yang Maha Esa” adalah . |
Tujuan mengubah isi dalam Piagam Jakarta dari kalimat “Ketuhanan dengan
berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya”
dengan diganti dengan “Ketuhanan yang Maha Esa” adalah ....
a. Menghormati pemeluk agama lain
b. Menyingkat kalimat yang terlalu panjang
c. Menghormati negara lain
d. Memudahkan pengucapan pembaca
a. Menghormati pemeluk agama lain
b. Menyingkat kalimat yang terlalu panjang
c. Menghormati negara lain
d. Memudahkan pengucapan pembaca
Dan dibawah ini jawabanya, monggo di simak dengan baik
A.Proses Terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom di jatuhkan di atas kota Hiroshima jepang oleh Amerika serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara jepang di seluruh dunia.Sehari kemudian Badan penyelidik Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),atau “Dokuritsu Junbi Cosakai”,berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)atau di sebut juga “Dokuritsu junbi Inkai” dalam bahasa jepang.Untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.Pada Tanggal 9 agustus 1945,Bom atom kedua di jatuhkan diatas Nagasaki sehingga menyebabkan jepang menyerah kepada Amerika serikat dan sekutunya.Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasika Kemerdekaanya.
Soekarno Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke dalat.250 Km disebelah timur laut Saigon,Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.Mereka dikabarkan bahwa pasukan jepang sedang diambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.Sementara itu Indonesia,pada tanggal 10 Agustus 1945,sutan syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa jepang telah menyerah kepada sekutu,Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI,dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945,jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat,Vietnam,mengatakan kepada soekarno hatta dan Radjiman bahwa pemerintah jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan Proklamasi Kemerdekaan dapat dilaksanakan beberapa hari tergantung cara kerja PPKI.Meskipun demikian jepang menginginkan kemerdekaa Indonesia pada tanggal 24 agustus 1945.
Dua hari kemudian saat soekarno,Hatta,dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat.Sutan syahrir mendesak agar soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat jepang,karena jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis,antara yang inti dan pro jepang.Hatta menceritakan kepada syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.Soekarno belum yakin bahwa jepang telah menyerah,dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar,dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.Soekarno mengingatkan kepada Hatta bahwa syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI).Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘Hadiah’ dari jepang(sic).
Pada tanggal 14 Agustus 1945 jepang menyerah kepada sekutu.Tentara dan angkatan laut jepang masih berkuasa di Indonesia karena jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan sekutu.Sutan syahrir,Wikana,Darwis dan Chaerul Saleh mendengar kabar ia melalui radio BBC.Setelah mendengar desas-desus jepang bakal bertekuk lutut,golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Namun golongan tua tidak inin terburu-buru.Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.Kosultasi pun dilakukan dalam betuk rapat PPKI.Golongan muda tidak menyetujui rapa itu,mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh jepang.Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri,bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei)untuk memperoleh informasi dikantornya di koningsplein (Medan Merdeka).Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu,Laksamana Muda Maeda,di jalan Medan Merdeka Utara(Rumah Maeda di jl.Imam bonjol 1).Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan Selamat atas keberhasilan mereka di Dalat.Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo.Sepulang dari Maeda Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan PPKI pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor jl.pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan proklamasi kemerdekaan.Sehari kemudian,gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan.Rapat PPKI pada tanggal 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul.Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Para pemuda pejuang,termasuk Chaerul saleh,Sukarni dan Wikana terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran.Pada dini hari 16 Agustus 1945,merekan bersama Shodanco Singgih,salah seorang anggota PETA,dan pemuda lain,mereka membawa soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan),dan Hatta ke Rengasdengklok,yang kemudian terkenal dengan peristiwa Rengasdengklok.Tujuannya agar Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.Disini mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap melawan Jepang,apapun resikonya.Di Jakarta Golongan muda,Wikana,dan golongan tua yaitu Mr.Ahmad Soebardjo melakukan perundingan.Mr.Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan di Jakarta,maka di utuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok.Mereka menjemput Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta kembali ke Jakarta.Mr.Ahmad Soebardji berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasika kemerdekaan.Setelah tiba di Jakarta,mereka pulang ke rumah masing-masing.Mengingat bahwa hotel Des Indes(sekarang kompleks pertokoan di harmoni)tidak dapat di gunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam,maka tawaran Laksana muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi)sebagai tempat rapat PPKI di terima oleh para tokoh Indonesia.
Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksana Muda Maeda
Malam harinya,soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.Mayor Jendral Moichiro Yamamoto,kepala Staf tentara ke XVI (Angkatan darat) yang menjadi kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Soekarno Hatta yang di antar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar mayor jendral Otoshi Nishimura,kepala departemen urusan umum pemerintahan militer Jepang,untuk menerima kedatangan rombongan tersebut.Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah di terima perintah dari Tokyo bahwa jepang harus mejaga status quo,tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah di janjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat,Vietnam.Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido,ingkar janji agar di kasihani oleh sekutu.Akhirnya Soekarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI,mungkin dengan cara pura-pura tidak tau.Melihat perdebatan yang panas itu Maeda diam-diam meninggalkan ruangan karena di peringatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia mematuhi sebagai perwira penghubung Angkatan laut (kaigun)di daerah angkatan darat(Rikugun) dia tidak punya wewnang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura,Soekarno-Hatta menuju rumah laksamana Muda Maeda di iringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks proklamasi.Setelah menyapa soekarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura,Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya.Penysunan teks proklamasi dilakukan oleh Soekarno,M.Hatta,Ahmad Soebardjo dan di saksikan oleh Soekarni,B.M.Diah,Sudiro (Mbah) dan sayuti Melik.Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat Shigetada Nishijima seolah-olah ia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan meyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan Administratif.Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti “Transfer of Power”.Bung Hatta,Sobardjo,B.M Diah,sukarni,Sudiro dan Sayuti melik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih di dengungkan.
Setelah konsep selesai di sepakati,Sayuti menyalin dan mengetik naskah tersebut dengan menggunakan mesin ketik yang di ambil dari kantor perwakilan AL jeman,milik mayor (laut) Dr.Hermanan Kendeler.Pada awalnya pembacaan proklamasi akan di lakukan di lapangan Ikada,namun berhubung alas an keamanan di pindahkan ke kediaman soekarno,Jalam Pengangsaan Timur 56.
Detik-detik pembacaan proklamasi Naskah Proklamasi
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02:00-04:00 dini hari.Teks proklamasi di tulis di ruang makan di Laksamana Tadashi Maeda.Para penyusun teks proklamasi itu dalah ir.Soekarno,Drs.Moh.Hatta dan Mr.Ahmad Soebardjo.Konsep teks proklamasi di tulis oleh Ir.Soekarno sendiri.Di ruang depan,hadir B.m. Diah,Sayuti melik,Sukarni dan Sudiro.Soekarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta atas nama bangsa Indonesia.Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia itu di ketik oleh Sayuti Melik,pagi harinya 17 Agustus 1945,di kediaman soekarno,Jl Pengangsaan timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo,Wilopo,Gafar pringgodigdo,Tabrani dan Trimurti.Acara di mulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan di sambung pidati singkat tanpa teks.Kemudian bendera merah-putih yang telah di jahit oleh Ibu Fatmawati,di Kibarkan,di susul dengan sambuta Soewirjo,wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi,pimpinan barisan pelopor.
Pada awalnya Trimurti di minta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alas an pergerakan bendera sebaiknya di lakukan oleh seorang prajutit.Oleh sebab itu di tunjuklah latief Hendraningrat,seorang prajurit PETA,di bantu oleh Soehod untuk tugas tersebut.Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah-Putih(Sang saka Bendera Merah Putih)yang di jahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.Setelah bendera berkibar,hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.Setelah upacara selesai berlangsung,kurang lebig 100 anggota Barisan pelopor yang di pimpin oleh S.Brata dating terburu-buru karena mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pengangsaan.Mereka menuntut soekarno mengulang pembacaan proklamasi,namun di tolak.Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945,Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan,menegaskan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD)sebagai dasar Negara Republik Indonesia,yang selanjutnya di kenal dengan UUD 45.Dengan demikian terbentuklah pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang di lakuka sepenuhnya Oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan di bentuk kemudian.Setelah itu Soekarno dan Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan Wakil presiden Republik Indonesia Yang pertama.Kemudian di bentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)Sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat di laksanakan.Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada tanggal 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi yaitu:Sumatera,Kalimantan (tidak termasuk wilayah sabah,Sarawak,dan Brunei),Jawa Barat,Jawa Tengah,Jawa Timur,Sulawesi,Maluku (Termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.
loading...
0 Response to "Tujuan mengubah isi dalam Piagam Jakarta dari kalimat “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” dengan diganti dengan “Ketuhanan yang Maha Esa” adalah ."
Posting Komentar